Beberapa hari yang lewat kita telah mengetahui bahwa langit di daerah jambi berwarna merah akibat tebalnya asap yang menutupi matahari.
Menurut hasil analisa satelit Himawari pada tanggal 21 September di seputaran Muaro Jambi terlihat banyak gumpalan asap dan titik panas di daerah tersebut menurut kepala BMKG Akhmad Taufan Maulana minggu ini.
Kepala BMKG tersebut menerangkan bahwa kebakaran hutan dan lahan itu menimbulkan asap di setiap wilayah, diwilayah wilayah lain terdapat asap yang berwarna coklat dan tidak begitu tebal, namun khusus untuk daerah Muaro Jambi terdapat asap yang sangat tebal sehingga kabutnya luar biasa.
Ia juga mengatakan bahwa tebalnya asap didukung oleh tingginya debu partikulat polutan yang berukuran kurang lebih 10 mikron (10 PM).
Dan situasi ini menunjukkan cuaca yang tidak sehat.
Selain itu, kepala subbidang produksi informasi iklim dan pengamat kualitas udara BMKG Siswanto mengatakan, bila di lihat dari teori fisika atmosfer pada panjang gelombang sinar terlihat langit berwarna merah yang disebabkan oleh adanya hamburan sinar matahari yang terkena oleh partikel kecil yang mengapung di udara (aerosol).
Siswanto juga menjelaskan bahwa manusia hanya dapat melihat pada spektum visibel, itulah sebabnya ukuran partikel bisa lebih dari 0.7 micrometer ujarnya
Menurut hasil analisa satelit Himawari pada tanggal 21 September di seputaran Muaro Jambi terlihat banyak gumpalan asap dan titik panas di daerah tersebut menurut kepala BMKG Akhmad Taufan Maulana minggu ini.
Kepala BMKG tersebut menerangkan bahwa kebakaran hutan dan lahan itu menimbulkan asap di setiap wilayah, diwilayah wilayah lain terdapat asap yang berwarna coklat dan tidak begitu tebal, namun khusus untuk daerah Muaro Jambi terdapat asap yang sangat tebal sehingga kabutnya luar biasa.
Ia juga mengatakan bahwa tebalnya asap didukung oleh tingginya debu partikulat polutan yang berukuran kurang lebih 10 mikron (10 PM).
Dan situasi ini menunjukkan cuaca yang tidak sehat.
Selain itu, kepala subbidang produksi informasi iklim dan pengamat kualitas udara BMKG Siswanto mengatakan, bila di lihat dari teori fisika atmosfer pada panjang gelombang sinar terlihat langit berwarna merah yang disebabkan oleh adanya hamburan sinar matahari yang terkena oleh partikel kecil yang mengapung di udara (aerosol).
Siswanto juga menjelaskan bahwa manusia hanya dapat melihat pada spektum visibel, itulah sebabnya ukuran partikel bisa lebih dari 0.7 micrometer ujarnya
Komentar
Posting Komentar